Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Aku hujan yang akan selalu pulang

Gambar
Aku mencintaimu bagai titik titik hujan yang pecah di tanah, menyelusup lewat celah dan kembali pada laut yang terangkat beruap menuju langit, lalu turun lagi dan tak bosan melaui siklus yang sama berjuta-juta masa. Maka kaukah itu yang mengintip dari balik jendela, menyanyikan tembang bernada rendah sesayup bunyi ketukanku di halaman rumahmu. Jika beruntung, kau akan bersedia menari bersama basah dengan senyum termanis yang pernah kutatap sepanjang jalan yang kulaui menuju ke mari. Wahai, yang merindu sepanjang malam menyebut namaku. Aku hujan yang akan selalu pulang. Aku dicipta untuk menyiram halaman halaman. Perjalananku terkadang lebih panjang dari igauan igauan. Jadi bersabarlah dalam mencintaiku. Aku tidak pernah khianat. Kecuali jika Tuhan jadikan bumimu kemarau. Ya. Jika kemarau mengingankanmu, cobalah mencintainya juga. Aku tidak apa-apa.

Halaman Persembahanku

Gambar
Allah, Tuhanku... Kalau bukan karena kuasa dan kehendakMu, takkan sampai aku di sini, di ujung perjalanan panjang yang gelap dan mendaki. Tak terhitung berapa kali aku tergopoh bangkit dengan luka-luka di kaki, hingga tak mampu lagi kubedakan antara keringat dan airmata di pipi. Tapi Engkau sungguh Maha, menjadikan mungkin semua yang tak kurasa bisa, memudahkan apa yang kupikir sulit. Hingga akhirnya, hanya Engkau yang tahu betapa aku bersyukur, telah Engkau bukakan gerbang kelulusan ini bagiku, Segala puji hanya milik Engkau, Allahku... Untumu, Ayah dan Ibu... Jemariku sulit menggores, lidahku kelu berucap, karena sungguh tak bisa kugambar dengan benar betapa besar rasa syukurku kepada Allah yang telah menjadikan Engkau sebagai orangtuaku, Sungguh tiada lain tiada bukan, aku kuat karena mengharap senyum di kedua wajah yang kukasihi. Berharap sedikit saja dapat kubalas dari segenap pengorbananmu selama ini. Meskipun sekali-kali tidak, seujung kuku pun tak terbalas