Gagap Gugup Gempita
Yang terdengar hanya detak detik jantungku Seperti palu memukul-mukul kayu Bohong jika kubilang aku tak gugup Saat itu, aku bahkan takut bersuara, khawatir kau akan mendengar ia bergetar Aku takut tersenyum, khawatir senyumanku berubah canggung. Tahukah, saat dirimu berjalan di depanku dan aku di belakangmu, kutatap bayangan kita Mengukur-ukurnya agar jangan terlalu dekat, takut tak kuat. Sesekali merapal doa, mengirimnya ke langit diam-diam, takut kau dengar. Kemudian aku akan pura-pura kepanasan, atau kelelahan, atau apa saja saat kau menoleh. Ini mungkin seperti kegugupan Hawa saat pertama bertemu Adam di Surga Kegugupan yang ingin kuulang jutaan kali lagi Tidak peduli wajahku yang memerah karena malu Atau langkahku kikuk terlihat lucu Atau tawaku sumbang karena bertingkah ragu.. Oh diriku, berlakulah biasa saja agar ia tak tahu! Bahwa perasaanku bercampur berwarna warni, lebih indah dari pelangi, lebih sejuk dari awan, lebih membahagiakan daripada saat kau bubar