Secarik Cerita Kita~
Aku lupa kapan tepatnya kita pertama kali bertemu. Aku hanya ingat sebuah momen yang kemudian aku nobatkan sebagai pertemuan pertama kita, yaitu saat aku berjalan menyeberangi lapangan upacara menuju kantin di dekat gerbang sekolah sambil membaca sebuah novel. Sungguh sangat memalukan, aku entah kenapa sampai bisa menabrak tiang bendera, terjatuh dan kamulah yang datang sambil berlari untuk membantuku berdiri.
Setelah itu kita tak pernah berjumpa lagi, aku berusaha mencari informasi tentangmu ke mana-mana, ke siapa saja, tapi tiada. Aku hanya tahu satu hal, bahwa kamu bernama Dave Farrel, persis seperti nama salah seorang personil Linkin Park, Band ternama yang aku suka.
Lima tahun tahun kemudian, sesuatu tak terduga terjadi, kejadiannya beberapa hari setelah tamatnya aku dari sekolah yang menyisakan begitu sedikit kenangan tentangmu, aku sungguh berterima kasih pada kolektor topi yang aku temui di kereta api yang aku tumpangi itu, karena telah tidak sengaja menyenggolku hingga terjatuh, dan baiklah, sepertinya hal yang sama terjadi lagi, tapi kali ini kamu tidak berlari, hanya berjalan beberapa langkah dari tempatmu duduk. Tangan itu lagi, tanganmu membantuku berdiri dari jatuh, dan aku jatuh cinta padamu, untuk kedua kali.
Sejak pertemuan itu, aku menjadi semakin sering menuliskan namamu di buku catatanku yang terdapat gambar notasi lagu di sampulnya, begitu banyak, hingga lembaran-lembaran buku itu seperti dipenuhi ribuan kawanan capung yang terbang tanpa henti memasuki mataku, lalu aku pantulkan menjadi bayangan wajahmu.
Bayangan hasil pantulan itu jatuh bertubi-tubi ke hatiku, gerakannya seperti terjun payung, begitu indah. Maka bagaimanalah aku bisa melupakanmu, Tuan?
Sore itu setelah menghabiskan waktu di dalam kolam renang, aku kelaparan, bergegas ke dapur tapi tidak ada apa-apa. Terpaksalah aku menggeledah kantong plastik belanjaan demi menemukan sesuatu yang bisa dimakan, atau dimasak. Tapi coba tebak, apa yang aku temukan? Selembar robekan surat kabar yang membungkus dua ons ikan teri itu memuat berita tentangmu. Tentang kamu yang berhasil lulus tercepat dengan nilai tertinggi, nilai sempurna cumlaude tanpa cacat dari universitas negeri tempat kamu menuntut ilmu beberapa tahun belakangan ini.
Tapi itu bukan kabar baik untukku, kamu akan dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan studi.
Ya, kamu pasti akan jadi orang sukses, Tuan, seorang sukses yang kartu namanya bahkan tak akan dapat ku miliki.
Ah, tinggallah aku sendiri dengan dua kenangan begitu berarti.
Semuanya seperti mimpi buruk yang menjatuhkanku dari tempat tidur setiap pagi.
Bagaimana bisa kau meninggalkanku dengan semua ketersiksaan atas perasaan ini?
Yah. Itulah cerita buruk hasil rekayasa yang mesti ku bagi.
Setelah itu kita tak pernah berjumpa lagi, aku berusaha mencari informasi tentangmu ke mana-mana, ke siapa saja, tapi tiada. Aku hanya tahu satu hal, bahwa kamu bernama Dave Farrel, persis seperti nama salah seorang personil Linkin Park, Band ternama yang aku suka.
Lima tahun tahun kemudian, sesuatu tak terduga terjadi, kejadiannya beberapa hari setelah tamatnya aku dari sekolah yang menyisakan begitu sedikit kenangan tentangmu, aku sungguh berterima kasih pada kolektor topi yang aku temui di kereta api yang aku tumpangi itu, karena telah tidak sengaja menyenggolku hingga terjatuh, dan baiklah, sepertinya hal yang sama terjadi lagi, tapi kali ini kamu tidak berlari, hanya berjalan beberapa langkah dari tempatmu duduk. Tangan itu lagi, tanganmu membantuku berdiri dari jatuh, dan aku jatuh cinta padamu, untuk kedua kali.
Sejak pertemuan itu, aku menjadi semakin sering menuliskan namamu di buku catatanku yang terdapat gambar notasi lagu di sampulnya, begitu banyak, hingga lembaran-lembaran buku itu seperti dipenuhi ribuan kawanan capung yang terbang tanpa henti memasuki mataku, lalu aku pantulkan menjadi bayangan wajahmu.
Bayangan hasil pantulan itu jatuh bertubi-tubi ke hatiku, gerakannya seperti terjun payung, begitu indah. Maka bagaimanalah aku bisa melupakanmu, Tuan?
Sore itu setelah menghabiskan waktu di dalam kolam renang, aku kelaparan, bergegas ke dapur tapi tidak ada apa-apa. Terpaksalah aku menggeledah kantong plastik belanjaan demi menemukan sesuatu yang bisa dimakan, atau dimasak. Tapi coba tebak, apa yang aku temukan? Selembar robekan surat kabar yang membungkus dua ons ikan teri itu memuat berita tentangmu. Tentang kamu yang berhasil lulus tercepat dengan nilai tertinggi, nilai sempurna cumlaude tanpa cacat dari universitas negeri tempat kamu menuntut ilmu beberapa tahun belakangan ini.
Tapi itu bukan kabar baik untukku, kamu akan dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan studi.
Ya, kamu pasti akan jadi orang sukses, Tuan, seorang sukses yang kartu namanya bahkan tak akan dapat ku miliki.
Ah, tinggallah aku sendiri dengan dua kenangan begitu berarti.
Semuanya seperti mimpi buruk yang menjatuhkanku dari tempat tidur setiap pagi.
Bagaimana bisa kau meninggalkanku dengan semua ketersiksaan atas perasaan ini?
Yah. Itulah cerita buruk hasil rekayasa yang mesti ku bagi.
Komentar
Posting Komentar