Halaman Persembahanku

Allah, Tuhanku...
Kalau bukan karena kuasa dan kehendakMu,
takkan sampai aku di sini, di ujung perjalanan panjang yang gelap dan mendaki.
Tak terhitung berapa kali aku tergopoh bangkit dengan luka-luka di kaki,
hingga tak mampu lagi kubedakan antara keringat dan airmata di pipi.
Tapi Engkau sungguh Maha, menjadikan mungkin semua yang tak kurasa bisa,
memudahkan apa yang kupikir sulit.
Hingga akhirnya, hanya Engkau yang tahu betapa aku bersyukur,
telah Engkau bukakan gerbang kelulusan ini bagiku,
Segala puji hanya milik Engkau, Allahku...

Untumu, Ayah dan Ibu...
Jemariku sulit menggores, lidahku kelu berucap,
karena sungguh tak bisa kugambar dengan benar betapa besar rasa syukurku kepada Allah yang telah menjadikan Engkau sebagai orangtuaku,
Sungguh tiada lain tiada bukan, aku kuat karena mengharap senyum di kedua wajah yang kukasihi.
Berharap sedikit saja dapat kubalas dari segenap pengorbananmu selama ini.
Meskipun sekali-kali tidak, seujung kuku pun tak terbalas.
Tapi biar, kujadikan ini persembahan awalku, sebagai langkah pertama menuju kebanggaan lagi dan lagi, di dunia dan akhirat nanti. Insya Allah.
Terimakasih Ayah, terimakasih Ibu, untuk segenap cinta dan doa.

Kepadamu, adikku...
Yang telah menjadi sekitar bagi berjuanganku.
Menjadi sahabat, penasehat, pemberi solusi serba bisa, dan penyemangat.
Aku tahu, Allah tentu mengirimmu sebagai pelengkap yang kurang, penggenap yang ganjil, dan penuntas yang camping dari diriku.
Terimakasih seadanya untuk semuanya.

Dan teruntuk, diriku sendiri...
Terimakasih, karena tetap semangat, tetap kuat, tetap optimis.
Terimakasih untuk tidak menyerah.
Terimakasih karena telah menyandarkan segalanya hanya kepada Allah.
Kamu tahu betul betapa urusan dunia ini berkantor di langit.
Maka tepat sekali, jika lamaran-lamaran harapan ditujukan ke atas, bukan ke sekitar.
Tetaplah seperti ini.

Bayanganmu sendiri bahkan bukanlah milikmu, dia milik cahaya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Ranting Kering.

Semua yang Kupunya, Kamu.