Kepada: Atika

Namanya Atika,
Ya!
Aku sedang merinduinya malam ini.

Rupanya cantik,
Ia menyimpan mata indah dengan bulu mata hitam pekat panjang, hidung mancung elok, dan senyuman yang penuh pesona di wajahnya
Dulu aku pernah ingin menjadi dia
Terlahir dengan wajah sempurna, hati bercahaya, dan kecerdasan yang tak berdusta.
Tapi kini aku sadar, tak cocok menggunakan kata pernah, karena sekarang pun masih.

Aku tersenyum setiap kali mengingat jalannya yang tergesa-gesa
Seperti takut ketinggalan kereta,
Dia mencintai lelucon, seperti sebuah keharusan untuk membuat siapapun lawan bicaranya tertawa
Tapi jangan terkecoh, dia juga pandai memasang wajah serius yang menyeramkan
Meskipun sesekali, tapi ku yakin, tak ada yang ingin melihat wajah seperti itu untuk kedua kali.
Dia mencintai persahabatan, mengagungkan kasih sayang, memuliakan persaudaraan.

Maka bagaimanalah aku bisa mengabaikan namanya?
Walau kini jauh dipisahkan mil yang merampas tangannya dari genggamku
Merebut ketenanganku saat bersama wajahnya
Merenggut tawaku untuk semua ledekan lucunya.

Ah, Atika.

Pulanglah ke desa kita
Tempat aku dan engkau bersua
Tempat aku dan engkau mencoba dewasa
Tempat aku dan engkau belajar bijaksana
Tempat aku dan engkau memasang spanduk di kepala
Tempat aku dan engkau menggunung dan menggulungkan cerita.

Aku masih di sini, jika kau menginginkan pertemuan, kau bisa mendapatiku di pohon besar sekolah kita :)


Komentar

Anonim mengatakan…
hmm... Atika masih ingat kah?

Postingan populer dari blog ini

Pohon Ranting Kering.

Semua yang Kupunya, Kamu.

Halaman Persembahanku