Bagaimana rasanya menjadi seorang wanita yang dicintai penuh olehmu, tuan? Bagaimana rasanya menjadi tempat pulang setiap sore menjelang malam? Bagaimana rasanya bangun dengan engkau sebagai pemandangan? Bagaimana rasanya memiliki teman sepanjang hidup dengan segala jenis perasaan? Aku penasaran. Aku tak sabaran. Tapi aku sedikit ketakutan. Jika barangkali, engkau berharap berlebihan, pada diriku yang kurang. Aku takut mengecewakan mimpi-mimpi indah yang mungkin sering kau bayang. Tapi tidak apa. Kita mungkin akan sama sama mengungkapkan kekecewaan sekaligus kekagetan. Atas lebih dan kurang, yang tak terpikirkan. Biarlah hari-hari yang akan kita simpan esok hari untuk dilalui bersama menjadi rahasia, dengan berbagai rupa yang tak kita kira. Karena aku telah bersedia.
Jika dia bukan jodohku ya Allah Pudarkanlah keindahan wajahnya dalam pandanganku Aku tidak ingin mencintai orang yang salah, sungguh, walaupun melupakannya sangat menyakitkan, aku akan berusaha untuk sanggup. Gugurkanlah satu persatu dengan perlahan semua kenangan yang senantiasa melekat erat dalam ingatanku Karena jika semunya terhapus dalam waktu sekejab, aku takut itu akan menyiksa diriku sendiri... Jika dia bukan jodohku ya Allah Bantulah aku untuk mencabut perasaan tak biasa ini dari hatiku Aku akan merasa bersalah dan mengutuki diri jika dia yang kini bersemayam anggun bukanlah qawwamku Aku sadar itu tidaklah mudah karena akarnya telah terlanjur membumi Tapi demi keridhoanMu, apa yang tidak akan aku lakukan? Jika dia bukan jodohku ya Allah Ku mohon jangan hadirkan sosoknya lagi dalam mimpi-mimpi malamku Karena itu hanya akan membuatku semakin merindukan kehadirannya Semakin membuatku berandai-andai dan lalai dari mengingatMU.. Jika dia bukan jodohku ya Allah Jau...
Aku suka saat-saat seperti ini, karena pukul 00.00 ke bawah adalah momment dimana aku bisa bebas, bukan bebas untuk tertawa terbahak-bahak, apalagi menangis sejadi-jadinya, tapi bebas meluapkan apa yang ingin aku tulis, karena seperti kebanyakan orang aku juga membutuhkan keheningan untuk berkonsentrasi. Aku tak akan menulis tentang kerinduan, karena tidak sedang merindukan siapapun, juga tak ingin bercerita tentang cinta, karena penaku mengeluh padanya, pun takkan menulis tentang kau, karena jemariku tak tahu cara mengeja namamu yang sok misterius itu. Aku hanya ingin menulis tentang diriku sendiri, tentang hidup yang kini aku berperan sebagai pelakon utama. Sebenarnya, aku tak mengenal siapa aku, bagaimana diriku dan kehidupan seperti apa yang akan aku hadapi. sedikit yang bisa ku tulis, karena sedikit yang aku kenali dari diriku, sedikit yang bisa ku sampaikan, karena tangan kananku tak bisa berjabat dengan tangan kananku sendiri. Artinya, aku buta untuk melihat diriku. Aku ...
Komentar
Posting Komentar