Lagu-lagu Rembulan

Lagu-lagu yang kau dendangkan sepanjang jalan kita bertemu, masih menjadi meja yang kuletakkan kursi di depannya, kuletakkan tangan di atasnya, untuk menulis berlembar-lembar puisi tentangmu.

Aku lupa kau pernah berkata bahwa rindu tidak boleh terlalu larut digenggam, dan cinta tak boleh setiap hari kukenakan. Tapi siapa yang peduli dengan perkataanmu.

Jika kau memang peduli pada hati yang kini telah berlubang-lubang dikikisi namamu, kenapa tak sejak awal kau katakan padaku untuk tak menatap rembulan di wajahmu.
Rembulan yang malam demi malam tidak pernah tertutup awan, yang tak membiarkanku tidur sepicing pun demi melihat cahayanya, cahaya yang membutakan.

Jadi kau ini adalah rembulan yang menyanyikan lagu di sepanjang jalan malam yang kulalui menuju rumah, sepulang sekolah. Sekolah yang mengenalkan padaku tentang bulan. Sekolah yang melatih tanganku menulis namamu, dan yang mengajariku mengulang-ulang lagu itu.

Lagu, yang sejak pertama hingga entah kapan akhirnya masih menjadi telinga, mata, dan mulutku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Ranting Kering.

Semua yang Kupunya, Kamu.

Halaman Persembahanku