Untuk Seseorang yang Entah Siapa

Kawan, aku tak tahu harus bercerita kepada siapa
Yang aku tahu, aku membutuhkan seseorang untuk duduk di sampingku
Kau kah itu?
Yang kini sedang berjalan perlahan menuju peraduan tangisku?

Kau tahu?
Aku pernah mengaku dan bersorak pada dunia bahwa aku adalah perempuan kuat, tegar, dan berani menghadapi semuanya seorang diri
Tapi akhir-akhir ini, di saat aku menjadi sangat mudah menangis, aku mulai meragukan keyakinan diriku, aku  dengan perlahan, diam-diam, menarik ucapanku sendiri
Aku tak sekuat yang aku bayangkan
Aku bahkan tak begitu paham apa itu arti tegar dan keberanian

Di saat masalah itu bertubi-tubi datang, menimpukiku dengan kasar, menggorok leherku dengan tajam, aku menangis seperti anak kecil kehilangan permen
Begitu cengeng
ah!
Mungkin sebelumnya, aku terlalu angkuh dan hanya mengaku-ngaku.

Aku menangis di hadapanNYA, kawan
Aku menangis sejadi-jadinya
Aku memang merasa damai bercerita panjang lebar padaNYA
Tapi salahkah bila aku mulai merasa butuh seseorang untuk ku jadikan tempat bersandar?
Salahkan bila aku mulai bosan menghapus butiran air di pipiku dengan tanganku sendiri?
Salahkah bila akhirnya aku terjatuh, tersimpuh di lubang keputusasaan, berharap ada yang datang menghulurkan tangan, dan berkata, “Sini, menangislah di pundakku”
Salahkah?

Oh, aku baru benar-benar sadar bahwa aku adalah perempuan
Kau tahu bagaimana perempuan itu, kan?
Dia manja dan selalu ingin dimanjakan
Dia lemah dan selalu ingin dikuatkan
Dia perasa dan selalu ingin diperhatikan

Beberapa waktu yang lalu, aku berharap semua kebutuhan di atas tak harus ada dalam diriku
Aku berharap memiliki jiwa baja seperti lelaki, kuat menghadapi semuanya sendiri
Aku berharap hatiku keras sehingga tak berharap dukungan dan perhatian
Tapi semuanya sirna tiba-tiba setelah satu tetes air jatuh menghangatkan pipi
Membuatku tersentak dan tersalah, bahwa aku memanglah perempuan
Sekeras apapun aku mencoba untuk menempa jiwa menjadi keras, ia tetaplah lembut sebagaimana seharusnya.
Aku benci bila harus mengatakan ini, tapi aku memang membutuhkan seseorang!
Ya, seseorang yang entah siapa...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Ranting Kering.

Semua yang Kupunya, Kamu.

Halaman Persembahanku