Bergegaslah Menuju Tuhanmu..
Aku tak pintar matematika, Tuhan. Tak bisa kuhitung apa yang Kau berikan.
Aku juga tak pandai sejarah, tak sanggup kukaji ulang sejauh mana perjalanan yang Kau reka.
Oh, tidak!
Bahkan jika aku pintar matematika, seperti kataMu, meski seluruh pohon dijadikan pena, dan lautan adalah tintanya, lalu ditambahkan dengan yang serupa jumlahnya, masih belum cukup untuk menghitungnya.
Biarpun aku ahli sejarah, takkan bisa kutuliskan satu persatu dari keseluruhan kisah yang Kau ciptakan di bukuku.
Dosa, lupa, dan sengaja, berwarna-warni dalam lukisan kedurhakaanku. Mengikir kaburkan iman, Tapi tetap saja, tidak pernah absen nikmat untukku.
Tiada kuragui, Tuhan. Bahwa Engkau dan kehambaanku bagai kutub yang terkadang menjauh kadang mendekat. Terkadang tolak dan ulur, kadang pasang lalu surut.
Maka bagaimanalah caranya aku mampu memujiMu? Sedang tidak ada kata yang wujud mewakilinya.
Dan ya, pujian untukMu adalah sebagaimana Engkau memuji diriMu sendiri.
Sedang aku adalah hamba, berdiri di antara sorga dan neraka. Berat ke kanan di lain waktu ke kiri. Dengan tongkat yang sedikit demi sedikit lapuk oleh dosaku sendiri. Memaksaku untuk bergerak cepat. Jangan sampai kehilangan pegangan. Bergegaslah!
Aku juga tak pandai sejarah, tak sanggup kukaji ulang sejauh mana perjalanan yang Kau reka.
Oh, tidak!
Bahkan jika aku pintar matematika, seperti kataMu, meski seluruh pohon dijadikan pena, dan lautan adalah tintanya, lalu ditambahkan dengan yang serupa jumlahnya, masih belum cukup untuk menghitungnya.
Biarpun aku ahli sejarah, takkan bisa kutuliskan satu persatu dari keseluruhan kisah yang Kau ciptakan di bukuku.
Dosa, lupa, dan sengaja, berwarna-warni dalam lukisan kedurhakaanku. Mengikir kaburkan iman, Tapi tetap saja, tidak pernah absen nikmat untukku.
Tiada kuragui, Tuhan. Bahwa Engkau dan kehambaanku bagai kutub yang terkadang menjauh kadang mendekat. Terkadang tolak dan ulur, kadang pasang lalu surut.
Maka bagaimanalah caranya aku mampu memujiMu? Sedang tidak ada kata yang wujud mewakilinya.
Dan ya, pujian untukMu adalah sebagaimana Engkau memuji diriMu sendiri.
Sedang aku adalah hamba, berdiri di antara sorga dan neraka. Berat ke kanan di lain waktu ke kiri. Dengan tongkat yang sedikit demi sedikit lapuk oleh dosaku sendiri. Memaksaku untuk bergerak cepat. Jangan sampai kehilangan pegangan. Bergegaslah!
Komentar
Posting Komentar