Kepada: A
Peristiwa cinta bisa terjadi lebih cepat dari tertidur
Lebih cepat bahkan daripada satu kejapan mata
Hey, aku baru tersadar tentang itu
Aku pikir semua cinta bisa timbul dengan perlahan
Aku pikir semua cinta butuh proses yang panjang
Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagimu, ya...
Jujur, aku mengagumimu...
Kau datang bersama ketulusan lalu pergi dengan keikhlasan
Kau meminta padaku sebuah harapan, tapi aku kembalikan semua kekecewaan
Maka maafkan atas ketidakbisaanku, Bang...
O, ya, ini aku salinkan puisi indah yang pernah kau kirimkan untukku beberapa waktu yang lalu,
Mungkin bisa aku katakan sebagai bukti bahwa aku menghargai cintamu
Aku berharap kau tak membenciku, ku mohon jangan...
...
"Aku masih menanti sang matahari menggeliat dan membuka kelopak matanya
Aku masih menanti kabut tipis berlari bersama butiran embun di ujung ilalang
Aku masih menanti pagi ini kau hujani aku dengan cahayamu,
Karena ingin ku rajut sebuah pelangi untukmu,
Dengan warna-warna teduh yang terpancar dari kelembutanmu: merah, kuning, hijau, biru, ungu, putih,
Yang akan ku rajut seperti selendang bidadari untuk kau kenakan saat keteguhanku merengkuhmu...
Lihatlah pada birunya langit, pelangi itu terbentang indah hingga ke batas cakrawala
Dan bias rona indahnya menyapu wajah tulusmu
Hingga dalam binar matamu tergambar beningnya sebuah hati,
Mungkin aku akan tetap di sini menanti malam menyuguhkan mimpi,
Dan melihat betapa cantiknya dirimu dengan selendang bidadari itu,
Walaupun aku takut sulaman mimpi itu selalu pergi,
Walaupun aku tak mampu memupuskan ragu ini, biarlah aku menanti..."
Bang, temukanlah, temukanlah bidadarimu itu,
Bahagialah bersamanya...
*Untukmu yang pernah menabur benih harapan di ladangku...
Lebih cepat bahkan daripada satu kejapan mata
Hey, aku baru tersadar tentang itu
Aku pikir semua cinta bisa timbul dengan perlahan
Aku pikir semua cinta butuh proses yang panjang
Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagimu, ya...
Jujur, aku mengagumimu...
Kau datang bersama ketulusan lalu pergi dengan keikhlasan
Kau meminta padaku sebuah harapan, tapi aku kembalikan semua kekecewaan
Maka maafkan atas ketidakbisaanku, Bang...
O, ya, ini aku salinkan puisi indah yang pernah kau kirimkan untukku beberapa waktu yang lalu,
Mungkin bisa aku katakan sebagai bukti bahwa aku menghargai cintamu
Aku berharap kau tak membenciku, ku mohon jangan...
...
"Aku masih menanti sang matahari menggeliat dan membuka kelopak matanya
Aku masih menanti kabut tipis berlari bersama butiran embun di ujung ilalang
Aku masih menanti pagi ini kau hujani aku dengan cahayamu,
Karena ingin ku rajut sebuah pelangi untukmu,
Dengan warna-warna teduh yang terpancar dari kelembutanmu: merah, kuning, hijau, biru, ungu, putih,
Yang akan ku rajut seperti selendang bidadari untuk kau kenakan saat keteguhanku merengkuhmu...
Lihatlah pada birunya langit, pelangi itu terbentang indah hingga ke batas cakrawala
Dan bias rona indahnya menyapu wajah tulusmu
Hingga dalam binar matamu tergambar beningnya sebuah hati,
Mungkin aku akan tetap di sini menanti malam menyuguhkan mimpi,
Dan melihat betapa cantiknya dirimu dengan selendang bidadari itu,
Walaupun aku takut sulaman mimpi itu selalu pergi,
Walaupun aku tak mampu memupuskan ragu ini, biarlah aku menanti..."
Bang, temukanlah, temukanlah bidadarimu itu,
Bahagialah bersamanya...
*Untukmu yang pernah menabur benih harapan di ladangku...
Komentar
I hope it benefits all one who land up here.
Thanks for sharing!!
Chevrolet Classic AC Compressor
I hope you got what you looked for.
mana mungkin aku manggil ardi dengan panggilan "bang".
Ini orang lain :D
Posting Komentar