Poetry Hujan: Aku Masih di Sini

Aku masih di sini, menunggu pagi dalam rinai hujan
Begitu lama aku meringkuk dalam pelukan malam yang terlalu hitam untuk mengizinkan aku melihat
Aku masih di sini, menunggu mentari
Terlalu lama aku berselimut pekat tanpa sinar
Aku masih di sini, menunggumu..
Terlalu lama aku mengeluh tanpa teman
Terlalu lama aku menangis tanpa sandaran

Aku butuh pagi, karna di dalam malam pandanganku menjadi begitu kabur
Aku butuh mentari, karna di dalam kelam aku tak mampu berjalan lurus
Aku membutuhkanmu, karna di dalam kesendirian, tak ada yang mendengar keluh kesahku
Tak ada yang mengusap air mataku
Tak ada yang mengatakan “kamu kuat” ketika aku berkata sudah lelah di jalan dakwah ini..
Aku membutuhkanmu, untuk memukul lembut bahuku, memberiku semangat ketika aku goyah di jalan Allah
Aku membutuhkanmu, untuk menemani langkahku di jalan sempit nan berliku ini

Bilakah kan datang pagi itu?
Bilakah kan bersinar mentari itu?
Bilakah kau akan datang penyempurna separoh Dienku?
Bilakah kau akan menjemputku?
Tak perlu dengan kereta kencana
Juga kuda putih nan gagah
Aku hanya butuhkan kau datang menghulurkan tangan..
Membawaku pergi menantang kehidupan...




Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis


                                                                                                                           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Ranting Kering.

Semua yang Kupunya, Kamu.

Halaman Persembahanku