"Poetry Hujan: Mencintaimu dalam Diam, Seperti Hujan..."
Seorang yang pendiam memiliki kharisma yang indah lagi anggun
Aku pun ingin memiliki kharisma indah dan anggun dalam mencintaimu, dengan diam.
Tak akan ada yang tahu, bahkan syaithan sekalipun!
Karena ku takut ia akan mengubah cintaku menjadi benci
Sementara aku ingin mencintaimu lebih dalam lagi.
Hujan sore ini yang mengajarkannya padaku
Bagaimana mencintai dalam diam, dengan begitu indah.
Seperti ia mencintai tanah kering lalu mengubahnya menjadi basah dan subur
Seperti ia mencintai sawah
Seperti ia mencintai sungai
Mengunjungi mereka dalam diam, tanpa sepatah katapun!
Hujan hanya ingin memberikan kesejukan, kebermanfaatan, dan keindahan
Tapi ia tak meminta balasan, walau aku yakin ia mengharapkannya.
Tak mampu berkata apa
Saat ku tatap wajah tampanmu yang menawan
Belum menuju puas aku lantas memasukkan mataku ke dalam ketertundukkan, sambil
Berucap “Subhanallah, Maha Suci Engkau yang telah menciptakan rupa seindahnya Ya Allah”
Sungguh aku tak berani menatapmu lebih lekat
Karena takut tak dapat tidur malam ini
Karena takut tak dapat berkonsentrasi hari ini
Dan karena ku takut cintaku berubah menjadi hasrat
Hasrat ingin memilikimu, hasrat ingin mengungkapkan cinta ini padamu.
Bersabar,
Ku yakin suatu saat nanti
Jika Allah memilihkanmu untukku
Jika ternyata Allah telah berencana menyandingkanmu denganku
Jika ternyata Allah sudah lebih dulu menuliskan namamu di kolom jodoh di Lawh Al Mahfuzh milikNya
Aku akan berkata seperti Fatimah berujar kepada Ali
Bahwa aku hanya mencintaimu
Dulu hingga sekarang, dalam keanggunan cinta seperti hujan.
Aku pun ingin memiliki kharisma indah dan anggun dalam mencintaimu, dengan diam.
Tak akan ada yang tahu, bahkan syaithan sekalipun!
Karena ku takut ia akan mengubah cintaku menjadi benci
Sementara aku ingin mencintaimu lebih dalam lagi.
Hujan sore ini yang mengajarkannya padaku
Bagaimana mencintai dalam diam, dengan begitu indah.
Seperti ia mencintai tanah kering lalu mengubahnya menjadi basah dan subur
Seperti ia mencintai sawah
Seperti ia mencintai sungai
Mengunjungi mereka dalam diam, tanpa sepatah katapun!
Hujan hanya ingin memberikan kesejukan, kebermanfaatan, dan keindahan
Tapi ia tak meminta balasan, walau aku yakin ia mengharapkannya.
Tak mampu berkata apa
Saat ku tatap wajah tampanmu yang menawan
Belum menuju puas aku lantas memasukkan mataku ke dalam ketertundukkan, sambil
Berucap “Subhanallah, Maha Suci Engkau yang telah menciptakan rupa seindahnya Ya Allah”
Sungguh aku tak berani menatapmu lebih lekat
Karena takut tak dapat tidur malam ini
Karena takut tak dapat berkonsentrasi hari ini
Dan karena ku takut cintaku berubah menjadi hasrat
Hasrat ingin memilikimu, hasrat ingin mengungkapkan cinta ini padamu.
Bersabar,
Ku yakin suatu saat nanti
Jika Allah memilihkanmu untukku
Jika ternyata Allah telah berencana menyandingkanmu denganku
Jika ternyata Allah sudah lebih dulu menuliskan namamu di kolom jodoh di Lawh Al Mahfuzh milikNya
Aku akan berkata seperti Fatimah berujar kepada Ali
Bahwa aku hanya mencintaimu
Dulu hingga sekarang, dalam keanggunan cinta seperti hujan.
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis
Komentar
Posting Komentar