Hujan di Kelopak Matamu, Ibu...

Kau yang selalu mengajarkan aku tentang ketegaran saat melawan Bapak
Tapi di suatu hari yang tak pernah kita inginkan, kau memperlihatkan mendung yang tertahankan di kelopak matamu, telah berubah menjadi gerimis, lalu hujan deras...
Aku mengusapnya perlahan, dalam remang kamar..

Tirus wajahmu, Ibu..
Membuatku selalu tak tega melihat kau meronta
Hujan yang kau biarkan menetes di garis pipimu itu tak lebih dari sketsa
yang memperlihatkan bahwa lukisan hidup kita tak beranjak dari warna hitam
selalu hitam...
Tak pernah ada warna lain yang menelusup, padahal aku inginkan hijau, atau mungkin kuning.
Kenapa hidup tak membiarkan hitam berubah bentuk di lukisan kita, Bu?
Apakah karena kita tak layak mendapatkannya?
Atau karena warna lain yang tak ingin singgah, meski hanya sekejab?

Rumput di halaman rumah kitapun tak pernah mau berlama-lama menetap,,
sehari, dua hari, lalu mereka layu tak menentu
Aku selalu bingung melihatnya
Apakah rumputpun tak betah?
Seperti yang aku dan Ibu rasakan?
Apakah memang seperti itu, Bu?

Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?
hanya hujan yang terlihat di matamu, tak ada kebahagiaan
sesekali berawan, tapi tak lama..

Aku rindu melihat kau tersenyum lepas, benar-benar lepas
bukan senyuman yang senantiasa kau paksakan untuk membuatku lega
bukan senyuman yang kau buat-buat untuk membuatku tenang
Bukan pula senyuman yang kau rekayasa hanya untuk mengisyaratkan bahwa Ibu baik-baik saja, bahwa Ibu kuat!
Aku takkan pernah tertipu, Bu
karena aku pun selalu melakukkannya padamu
Aku tak pernah tertipu karena aku bisa membaca setiap kata yang ingin disampaikan matamu, mata lelahmu...

Do'a-do'a yang terpanjatkan di sepertiga malam
Belum pernah kita lihat pengabulannya hingga sekarang
Aku bertanya padamu karena Ibu yang mengajarkan aku semua hal
Termasuk cara menyembunyikan air mata di hadapan orang yang kita cinta
Kini hanya itu yang aku bisa..

Ah, Ibu,,,
Biarkan aku mati saja...








Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!