Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Sampaikan Pesan Ini

Gambar
Bila mataku tertutup nanti Bila mulutku terkatup terkunci Bila nafasku terhenti Bila aku mati, Katakan pada Ibuku, Aku pernah memecahkan kaca matanya, lalu menyembunyikan pecahan itu di balik lemari kamar Dan tak mengaku hingga akhirnya ibu memutuskan untuk membeli yang baru Katakan pada Ayahku, Aku pernah mencuri beberapa lembar uang ribuan di dompetnya Lalu memasukkannya ke dalam celengan yang beberapa hari setelah itu hilang entah ke mana Katakan pada kakak pertamaku, Aku pernah memakai sepatu cantiknya yang berwarna pink itu dan membawanya bermain ke tengah hutan mencari capung Terpeleset, dan sepatu itu rusak Lalu aku mengembalikannya diam-diam dan tak mengaku. Katakan juga pada kakak keduaku, Aku pernah menyembunyikan buku pelajaran sekolahnya karena merajuk dimarahi olehnya waktu itu Hingga esok hari ia terpaksa tak mengikuti pelajaran karenaku Dan aku [diam-diam] menangis menyesal. Katakan pada adik sulungku, Aku meminta maaf karena pernah mengusirnya s

Senyum Bulan Tanpa Mata Malam Ini

Gambar
Barusan aku mengangkat jemuran Melihat ke atas, ke langit hitam Ada yang bersinar begitu tegas Ya, bulan. Bulan malam ini tampak pucat Mungkin ia telah berhari-hari tidak tidur karena langit terus menginginkannya Lalu langit menutup pagar agar ia tak kemana-mana Jadilah ia kurang istirahat sekarang Tapi, bulan tetap terlihat indah dalam netraku Walau ku tahu, sinarnya palsu. Dia berbentuk seperti ini: D Kau tinggal memutar D ini ke arah kanan 90 derjat Sempurna! Ya, memang seperti itu rupanya sekarang. Aku menyaksikannya dengan diam haaa, otakku mulai menerjemahkannya asal-asalan Kau ingin dengar apa yang ada di pikirku kala menatap bulan? Aku pikir bulan tengah tersenyum lebar tanpa mata Karena tak ada sepasang bintang di atasnya Dia tertawa saat mengetahui ini adalah hari terakhirnya menyinari tahun 2011 Karena esok, jika saja Tuhan memberinya kesempatan hidup dan bersinar kembali Dia sudah bertemu dengan bulan yang lain, Januari. Kau tahu kenapa dia terta

Desember Berakhir

Gambar
Ini tanggal 31 Orang-orang sibuk menyiapkan acara tahun baru Ada yang berencana pergi bersama kekasih Ada yang membuat bermacam makanan untuk dinikmati sendirian Ada yang mengumpulkan terompet untuk ditiup bersama anak-anak Ada yang berjalan tak menentu keluyuran entah kemana Ada yang menangisi sepi Ada yang mentertawakan ramai Tapi bagiku, ini bukan tahun baru, dan tidak akan ada perayaan Desember memang akan berakhir Dan besok adalah januari Hanya sebatas itu :Pergantian bulan Aku tak mencoba membuat acara apapun Aku tak mencoba menelpon siapapun Aku tak mencoba merayakannya di manapun Aku hanya mencoba menangis Karena belum bisa membakar keramaian tahun baru ini Dan lagi-lagi hanya bisa menyesali, kenapa semakin lama acara tahun baru semakin meriah saja?

Saat Aku Pikun Nanti

Gambar
Kepikunan nenek mengajarkanku satu hal: Bahwa bumi memang berputar Tak ada yang terhenti pada satu waktu, pasti berlanjut! Dan semua dari kita haruslah tua. Aku tahu bukan salah nenek menjadi pikun seperti ini Nenek hanyalah bagian dari keniscayaan Tuhan Dan semua juga tahu, bahwa ingatan akan berkarat, lebih cepat dibanding pipa besi bawah tanah. Nenek tidak memberitahuku apapun Dia cukup menunjukkan lewat pertanyaan-pertanyaan sama yang dia lontarkan setiap satu kali dua menit Yang terus berulang-ulang tanpa ia tahu telah menanyakannya sebelumnya. Nenek belum mati Tapi ingatannya serupa mati. Aku selalu dibuat tersenyum dengan kepikunannya yang menggemaskan itu Hendak hati ingin bertanya, kenapa nenek selalu lupa? Tapi aku menjawab pertanyaanku sendiri dengan tertawa Apa aku perlu jawabannya? Nenek... Karenamu aku jadi terdiam sekarang Berpikir dan mencoba menebak Akankah aku menjadi sepertimu suatu hari nanti? Ah, aku hanya berharap.. Berharap untuk suatu

Tentang Ini

Gambar
Coba kau hitung ada berapa kali kau sebut namaku di doamu, Tuan. Sudahkah matamu menangis saat mengadukan pengharapan kepada Tuhan demi kebersamaan kita? Aku tahu kau belum hafal wajahku, pun namaku Tapi ku tahu hatiku dan hatimu telah lama terpaut, bahkan sebelum kau pandai berdoa Aku tahu kau tak tahu alamat rumahku, jadi kau bingung akan mencariku ke mana Tapi ku tahu kakimu jauh lebih pandai mengambil langkah Aku tahu kau masih memberi dirimu dan juga diriku waktu: Untuk pembenahan, perbaikan, juga pelayakan Jadi aku tak menuntut cepat AKU HANYA MEMINTA, JANGAN TERLAMBAT!

Warna Waktu

Gambar
Waktu semakin lama semakin meyakinkanku bahwa dia memiliki warna Sekarang dia tengah berwarna hijau tua Dan aku tahu, tak lama lagi dia akan mencoklat lalu hitam Di satu hari nanti di entah bulan ke berapa dan tahun berapa Waktu akan memastikan mataku menyaksikan wajahnya berubah menjadi warna coklat Dan di saat itulah aku yang menyaksikan ini tak lagi berdiri di tanah yang sama Aku tak lagi sendiri dengan menyembunyikan senyum, Akan ada satu teman yang ku ajarkan dia cara melihat warna waktu Adalah kamu... Maukah kau ku ajari cara melihat warna waktu? Kemarilah, mendekat lebih dekat.. Baca garis pohon tempatku bersandar menunggumu ini Ada berapa ratus garis? Warnanya berubah setiap kali melewati garis ke seratus: Kuning, hijau muda, hijau tua, coklat, dan hitam Hijau tua itu sekarang Coklat itu pertemuan kita Dan hitam adalah ujung waktu. [Kapan waktu akan berujung?] :Jadi, ada berapa lama lagi waktu yang harus aku curi dari hijau tua ini menuju coklat, Tuan?

DESEMBER Kita~

Gambar
Pagi ini, Ku temukan diriku tengah terpaku Menghadap selembar kalender kusam bertuliskan DESEMBER Yang dengan raut tolol bertanya pada guratan kertas 'Bukankah terlalu cepat?' Rasanya Januari baru saja permisi ke belakang Uh! DESEMBER begitu tergesa-gesa menyusul! Akhirnya, ku putuskan untuk menghitung Ini DESEMBER ke berapa, ya, sejak perkenalan kita? Sudah berapa kali musim penghujan lalu kemarau lagi? Tapi di manakah berada penuntasan yang ku nantikan itu? Kira-kira, Pada tahun berapa ia disembunyikan ibu waktu? Pada kisah seperti apa ia akan menggoreskan lagu? Dan pada senyuman semanis apa ia akan menjadikanku malu? Aah, Aku benar-benar ingin melihatmu berdiri di akhir janji itu Tempat kau tersenyum megah menyombong lalu bersorak, "Aku menang! Aku menang mendapatkan halalmu, Sayang" Kemudian kau gamit tangan lungsaiku yang lelah menampung hujan menunggumu... Eh, cerita tentang hujan kita bukankah belum usai? Kau masih ingat? Ya, ku y

FEBRIA RAHMI

F = Fantasi beriring mimpi melambaikan lamunanku, kawan E = Entah sejak kapan aku menjadi lebih suka sendiri bersama mereka B = Berbantah-bantahan dengan nyata yang menyudutkanku di pojok keremangan ini R = Resah menunggu perwujudan ilusi ke dalam duniaku I = Indah sekali, bila harapan-harapan itu menyapa pandanganku A = Amboi, seakan hidup ini ingin ku habiskan ribuan tahun lagi R = Rentangan waktu yang ku lalui mungkin terlalu panjang, ya… A = Amukan ambisi menguap entah ke ruangan mana di tengah padang kehilangan H = Haruskah aku berlari mengejar mereka untuk kembali? M = Meski ku tahu, kekuatanku bahkan tak mampu membuat kakiku berdiri tegak I = Isakan tertahan akhirnya aku bebaskan, lalu biarkan mereka terbang menuju hati-hati lain yang lebih tegar menampung…

Titik Wajahmu

Keadaan ini akhirnya memaksaku untuk berhenti di sebuah titik Setelah aku memohon untuk bertahan di garis putus-putus Setelah aku habiskan banyak peluh dan airmata untuk tidak jatuh Dan akhirnya, ya, aku terhenti Pada satu titik yang walau ku tahu bukanlah akhir Di dalam satu kedipan yang berubah pejam Aku membayang sebuah uluran tangan Dengan sumringah senyuman Dan sapaan hangat mengagumkan Masih di titik yang sama Titik tempatku terpaksa berhenti sendirian Aku membuka mata pada langit Aku membuka telinga pada suara Aku membuka khayal pada satu wajah ya, wajah yang menyusulku berlari kecil pada titik ini Aku temukan! Aku tak menyesal bila harus bertemu banyak titik lagi...

Bukan Hari Ibu...

22 Desember Orang menyebut hari ini, hari Ibu... Aku tertawa... Bodoh! Kalian pikir jasa ibu dapat diperhitungkan hanya dalam satu hari? Lalu hari-hari sisanya akan melupakan bahwa Ibu itu Ibu? Di hari-hari sisanya akan sepele untuk membentak, menghardik, mengatur, dan bermuka masam, hah? Tidak, Bu... Aku akan menjadikan seluruh hariku sebagai harimu Karena bukankah kau selalu ibu bagiku?

Sendiri Menyepi - nya Edcoustic :')

Gambar
 Sendiri menyepi.. Tenggelam dalam renungan Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan? Perlahan kucari, mengapa diriku hampa Mungkin ada salah, mungkin ku tersesat, Mungkin dan mungkin lagi… Oh Tuhan aku merasa Sendiri menyepi Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi Sampai kapan ku begini Resah tak bertepi Kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala Benderang di hidupku.. Perlahan kucari, mengapa diriku hampa Mungkin ada salah mungkin ku tersesat, Mungkin dan mungkin lagi Oh Tuhan aku merasa Sendiri menyepi Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi Sampai kapan ku begini Resah tak bertepi Kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala Oh Tuhan aku merasaaa... Sendiri, aku merasa sendiri.. Sampai kapan begini Resah tiada bertepi Oh.. Kuingin cahyaMu Benderang di hidupku... :') Terima kasih, Teruntuk semua personil edcoustic yang telah sukses membuatku menangis malam ini...

Genggam Tanganku Lebih Erat Lagi

Gambar
Tanyakan saja pada angin Mengapa setiap pagi dia suka sekali berhembus menembus jendela kamarmu itu? Kenapa hembusannya begitu anggun tiap kali melewati wajahmu Seakan ia ikut terpesona pada keindahan senyummu Ya, karena senyum yang kau hadiahkan setiap hari padaku memang begitu indah Aku takut berdosa bila tak mengakuinya... Oh, sahabatku yang berlian hatinya Aku benar-benar tak ingin sendiri menghadapi dunia yang semakin kejam ini Maka genggamanmulah, ukhti Yang ku harap kan menguatkan dan mengokohkan Lihatlah! Lihatlah satu titik di depan sana Kita akan bersama-sama menujunya... Kita akan berjalan searah Kita akan satu langkah! Ya! Ayo genggam tanganku lebih erat lagi Sungguh, aku tak ingin berlepas dan terlepas Karena kehilanganmu lebih menyakitkan daripada kehilangan waktu istirahat di masa-masa sibukku Dan karena kehilanganmu tak akan tergantikan oleh sahabat seribu bidadari mana pun jua...

Ya, Ku Sebut Ini Kegilaan Bertahap

Gambar
Tak usah kau simpan sakitmu itu Ku mohon, bagilah denganku.. Aku pun ingin menjadi tempat berbagimu, meski untuk hal-hal kecil Biarlah, akan ku berikan sebagian bahkan seluruh waktuku jika perlu untuk menampung ceritamu.. Sini, ceritakan.. Apa yang ada di hatimu? Apa yang ada di pikirmu? Apa yang menjadi sebab gundah gulanamu? Mengapa akhir-akhir ini kau sering bermurung? Kamu sakit? *** Bas! Di saat seperti ini, aku - entah kenapa - suka berbicara sendiri. Berusaha menenangkan diri sendiri Membayangkan ada yang berbicara seperti kalimat di atas dengan penuh kelembutan padaku Duduk di sampingku dan memintaku bercerita tentang semua Lalu dengan begitu peduli menanyakan kesehatanku... Oooh...! Mungkin inilah yang orang sebut kegilaan bertahap atas nama kesepian... *huaaaaa, apakah aku benar-benar sudah mulai gila?! Tolooooooooong...!

Aku Hanya Punya Satu Jawaban Tentangmu

Gambar
Bila kau tanya aku lelaki seperti apa yang aku inginkan. Aku hanya punya satu jawaban. Jawaban sederhana bahkan teramat sederhana. Aku tak meminta ia harus berwajah tampan. Tidak! Karena aku sadar bahwa ketampanan itu akan luruh bersama waktu. Aku tak meminta ia harus memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Tidak! Karena aku sadar bahwa kecerdasan sama sekali tidak menjamin kebahagiaanku. Aku tak meminta ia harus berasal dari keluarga yang baik. Tidak! Karena aku sadar bahwa taqwa tak bisa diturun temurunkan. Aku tak meminta ia harus shalih. Tidak! Karena aku sadar bahwa aku bukanlah wanita shalihah. Aku tak meminta ia harus kaya dan punya banyak uang. Tidak! Karena aku sadar bahwa kekayaan hanyalah titipan dan akan berakhir bila Tuhan meminta pengembalian. Aku tak meminta ia harus memiliki jabatan yang tinggi. Tidak! Karena aku sadar bahwa jabatan di dunia tidak akan dibawa mati. Dan aku tak meminta ia harus berkepribadian sempurna juga berhati mulia. Tidak! K

Tentang Ketertawanan

Gambar
<3 Orang-orang berbicara tentang kebebasan Bagaimana menghabiskan hidup dengan kesenangan Atau bagaimana menamkan saham untuk keuntungan bernama uang Tapi aku membicarakan tentang ketertawanan Ketertawanan atas nama cinta dan pengabdian PadaMu, Maha Rahman Ketertawanan indah penuh keikhlashan Hanya demi keridhaan ya, hanya! Wahai Tuhan yang selalu sibuk Beritahu aku agar tak bosan menetapi kesabaran Karena jiwa pengkhianatku terkadang ingin berpaling kepada syaithan hambaMu yang penuh kedengkian Dan karena aku manusia lumpur hitam yang berlumur kotoran Oh, Tuhan... Orang-orang berbicara tentang kesenangan Tapi aku masih bersabar dalam perjuangan panjang... ya! Hidupku adalah perjuangan, untuk bertahan dalam ketertawanan Tidak untuk kebebasan dan kesenangan tanpa keridhaan! Benar, kan, iman?

Aku Ingin Pulang, Bu...

Gambar
"Aku rindu rumah" hmm... Mungkin kalimat ini begitu jarang aku ungkapkan. Tapi kali ini, aku benar-benar rindu... Konyol mungkin bila aku mengeluhkan hal ini, karena semua juga tahu bahwa rumah dan kontrakanku hanya berjarak 2 jam perjalanan. Tapi justru karena jarak yang pendek itu, aku merasa sangat bersalah karena tak mengunjungimu Satu bulan lebih, aku tak menginjakkan kaki di ubin putih rumah kita Satu bulan lebih, aku tak tidur dengan selimut usang merahku Satu bulan lebih, aku tak mengecap enaknya makananmu Satu bulan lebih, aku tak menjahili adik-adikku Satu bulan lebih, aku tak mencium tangan halusmu Satu bulan lebih, aku tak memanjat pohon jambu di samping rumah kita Satu bulan lebih, aku tak mendengar omelanmu menyuruhku makan Oooh, di sini tak ada yang memarahi kelalaianku untuk makan, bu. Tak ada! Benar yang engkau bilang, bu... Suatu hari nanti aku pasti akan merindukan kemarahanmu Itu yang engkau bilang kan setiap kali aku merajuk karena ka

Untuk Seseorang yang Entah Siapa

Gambar
Kawan, aku tak tahu harus bercerita kepada siapa Yang aku tahu, aku membutuhkan seseorang untuk duduk di sampingku Kau kah itu? Yang kini sedang berjalan perlahan menuju peraduan tangisku? Kau tahu? Aku pernah mengaku dan bersorak pada dunia bahwa aku adalah perempuan kuat, tegar, dan berani menghadapi semuanya seorang diri Tapi akhir-akhir ini, di saat aku menjadi sangat mudah menangis, aku mulai meragukan keyakinan diriku, aku  dengan perlahan, diam-diam, menarik ucapanku sendiri Aku tak sekuat yang aku bayangkan Aku bahkan tak begitu paham apa itu arti tegar dan keberanian Di saat masalah itu bertubi-tubi datang, menimpukiku dengan kasar, menggorok leherku dengan tajam, aku menangis seperti anak kecil kehilangan permen Begitu cengeng ah! Mungkin sebelumnya, aku terlalu angkuh dan hanya mengaku-ngaku. Aku menangis di hadapanNYA, kawan Aku menangis sejadi-jadinya Aku memang merasa damai bercerita panjang lebar padaNYA Tapi salahkah bila aku mulai merasa butuh seseor

JIka Dia Bukan Jodohku

Jika dia bukan jodohku ya Allah Pudarkanlah keindahan wajahnya dalam pandanganku Aku tidak ingin mencintai orang yang salah, sungguh, walaupun melupakannya sangat menyakitkan, aku akan berusaha untuk sanggup. Gugurkanlah satu persatu dengan perlahan semua kenangan yang senantiasa melekat erat dalam ingatanku Karena jika semunya terhapus dalam waktu sekejab, aku takut itu akan menyiksa diriku sendiri... Jika dia bukan jodohku ya Allah Bantulah aku untuk mencabut perasaan tak biasa ini dari hatiku Aku akan merasa bersalah dan mengutuki diri jika dia yang kini bersemayam anggun bukanlah qawwamku Aku sadar itu tidaklah mudah karena akarnya telah terlanjur membumi Tapi demi keridhoanMu, apa yang tidak akan aku lakukan? Jika dia bukan jodohku ya Allah Ku mohon jangan hadirkan sosoknya lagi dalam mimpi-mimpi malamku Karena itu hanya akan membuatku semakin merindukan kehadirannya Semakin membuatku berandai-andai dan lalai dari mengingatMU.. Jika dia bukan jodohku ya Allah Jau

Kau Hebat, Bung!

Gambar
Sesuatu yang salah telah terjadi padaku, aku baru benar-benar menyadarinya beberapa waktu yang lalu, saat berusaha mengucapkan namamu dengan benar. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa tiba-tiba ada sesuatu, semacam getaran yang begitu kencang tak terkendalikan di dalam dada saat aku mengeja huruf per huruf namamu. Aku tahu, sesuatu yang salah memang sedang terjadi. Aku akan membenahinya segera. Ini bahaya! Tanganku juga tiba-tiba tremor saat menuliskan nama singkatmu di kertas. Dan, hey! Seluruh tubuhku tiba-tiba kaku saat mengingat dirimu. Benar-benar bukan kondisi yang biasa, tidak normal! Ada yang harus diperbaiki. Tapi bagaimana caranya? Aku bahkan tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi Mungkinkah karena 'itu'? satu kata paling terkenal di dunia.. CINTA? OOOh, aku tidak ingin terjebak di dalamnya.. Aku akan kesulitan bernapas karenanya Aku juga akan kesulitan tidur dengan tenang. Hebat sekali kau, Bung!

Namaku Adalah Kekasih

Gambar
Suatu hari nanti yang entah kapan Aku akan berubah nama menjadi kekasih Ya, kekasih yang akan kau panggil setiap waktu Suatu hari nanti yang entah kapan Aku, kekasihmu Akan bangun di setiap pagi Beranjak menuju dapur Demi segelas susu dan semangkok bubur kacang hijau, untukmu Suatu hari nanti yang entah kapan Aku, teman hidupmu Akan membukakan pintu bagimu di setiap ketukan sepulang kerja Dengan senyum merekah yang menyejukkan Suatu hari nanti yang entah kapan Aku, wanita pilihanmu Akan menemani membelah hujan di sore hari Tanpa payung dan mantel Kemudian kita pulang dengan kuyup dan tawa Suatu hari nanti yang entah kapan Aku, cinta terakhirmu Akan menyelimutimu di setiap malam kau sakit Menunggui hingga terlelap dan terbangun kembali Pagi, siang, sore, dan malam Namaku adalah kekasih....

Buih Rindu

Gambar
Kekasih... Laut masih terlalu berombak Tak ada satu pun biduk yang berani berlayar menyeberangi pulau ini Untuk sampaikan salam rinduku padamu, pada laut Jogja Ah, namun tanpa biduk pun ku bisa Karena di setiap buih lautan yang ada Merupakan wujud rinduku yang selalu berserak padamu Hey, lihatlah lautmu... Agar kau tahu rindu yang ku kirim ini tak pernah tiada seperti buih itu...

Ajari Aku, Ya Rabbiy..

Gambar
Aku tahu Engkau telah menyiapkan pintu keluar dari masalah-masalahku saat ini Aku tahu Engkau juga telah menyiapkan jutaan kebahagiaan untukku di masa depan Tapi yang tidak aku tahu, bagaimana caranya bersabar dan ikhlash dengan benar menuju garis akhirMU ya Allah..

Selamat Hari Guru, Ibu

Engkau, Bu Engkaulah guru kehidupanku Selamat hari guru, untukmu, Ibu...

Nia Dan Cahaya

Adakah hadiah yang lebih indah daripada kebahagiaan, kawan? Tidak! Dan kau telah memberiku kado besar, teramat besar dalam hidupku Kado kebahagiaan yang tak tergantikan Selamat atas cahaya yang baru saja mampir kepadamu Barokallah, barokallah, barokallah Oh, bukan mampir, dia akan menetap Hidayah itu akan menetap dalam hatimu Menyebar pada hati-hati kita, SELAMANYA Genggam erat tanganku, kawan, untuk bertahan, sampai garis akhir kehidupan menuju keabadian...

Gadis Orange Sahabatku

Dear, sahabat yang aku cintai karena Allah~ Aku masih sangat ingat saat itu, di mushola kampus, pada sebuah siang yang panas menjelang sholat zhuhur, tiba-tiba saja tanpa sebab yang jelas kau berkata dengan setengah berbisik padaku, " Hal terindah dalam hidupku adalah menjadi temanmu , Amy ". Aku terkaget dan terdiam, itu benar-benar ungkapan tulus paling romantis yang pernah tertangkap oleh pendengaranku. Kau tak tahu betapa berartinya ungkapan itu bagiku, aku merasa begitu berharga, di matamu. Entahlah mungkin sekarang kau telah lupa pernah mengucapkannya, tapi memoriku selamanya akan bekerja aktif untuk mengingat, ya, selamanya... Bila nanti Allah menitipkan padaku anak-anak atau mungkin cucu, aku akan ceritakan pada mereka tentang seorang gadis cantik pecinta warna orange, hmm, gadis orange sahabatku. Kamu yang setiap pagi memelukku dengan hangat saat bertemu, memanggil namaku dengan lembut, dan tersenyum dengan begitu indah. Oh, Aku selalu suka caramu menggen

Siapa Aku?

Gambar
Aku, siapa aku? Kadang kau akan menemukanku berlarian di tengah hujan tanpa alas kaki dan payung Kadang kau akan menemukanku menangis sendirian, di bawah pohon belakang rumah Kadang kau akan menemukanku tertawa terbahak-bahak di depan layar kaca sambil menyaksikan tontonan animasi Kadang juga kau akan menemukanku tersenyum malu menatapi sebuah foto lelaki tampan Hmm, kadang, kau akan menemukanku sedang memarahi adik yang tidak sengaja menodai lukisanku Tapi terkadang lagi, kau akan menemukanku begitu cantik dengan jalan anggun tertunduk Bila saja kau sempat memperhatikan, Terdapat semacam ketidakseimbangan karakter yang saling bermusuhan di dalam diriku Berebut untuk menjadi nomor satu, pemenangnya adalah yang akan mendominasi perasaanku seharian itu Ya, menjadikanku pelangi di setiap waktu Jadi siapa aku? Aku hanya seorang gadis yang tengah berjalan dalam proses pendewasaan berbeda Tapi ku yakin, aku akan menja

Di Sini, Di Hatiku

Gambar
Oi, Hujan, basahi wajahku sepuas yang kau ingin Hujam, tepat di mata basahku Ah, mataku lebih basah, ya, lebih basah Bahkan dibanding milyaran tetesmu! Oi, Awan, kenapa kau menangis? Ada yang membuatmu bersedih? Oh, ya? Benarkah? Kalau begitu, ayo kita menangis lebih deras lagi Sehebat apa kau bisa menandingiku, hah? Basahi kedalaman hatiku bila kau mampu! Ayo sini, kebetulan, hatiku tengah basah berlumur darah Luka-luka menganga, banyak yang terkoyak di sini, hai... Di sini, di hatiku...

Jika Ada yang Bertanya, Namamulah Jawabannya

Gambar
Ayah, kau tahu siapa makhluk yang paling aku takuti di dunia ini? Engkau. Hanya engkau, Yah! Bukan salahku bila terkadang ketakutan itu berubah menjadi kebencian. Karena kau terlampau sering memarahiku, terlampau sering berlaku keras padaku, dan terlampau sering memperlakukan seolah aku bukan anakmu. Aku merasa konyol pernah berpikir bahwa aku bukanlah anakmu, bagaimana bisa aku menyangkal kemiripan wajah yang begitu kentara di antara kita? Aku akan menganggap mataku buta jika tak mengakuinya. Merasa aneh memang, hanya aku di antara lima orang anakmu yang sering kau marahi. Pagi, siang, malam, rumah itu berubah neraka bagiku. Melihat wujudmu menjadikanku resah, dan ketakutan. Berkali-kali aku ingin pergi dari rumah, membebaskan kemarahanku, melempar jauh kebencianku pada seolakan-selokan pinggir jalan. Tapi apa daya seorang gadis kecil ini wahai Ayah? Keterikatanku pada biaya hidup yang menjadi tanggunganmu membuatku tak bisa bergerak. Kala itu, aku hanya bisa berharap, s

Kala Hujan Berubah Wujud

Gambar
Kali ini hujan tak turun ke bumi Allah, tapi ke hatiku yang lemah. Turun perlahan hingga aku sempat tak menyadari kedatangannya, tetes demi tetes dengan begitu anggun menyelundup, lalu semakin deras, sampai akhirnya basah. Hatiku basah. Dan aku masih di sini, memeluk lutut di pojok ruang pengap di bawah temaram bohlam, tapi agaknya, ruang ini belum sepengap perasaanku. Aku lalu bertanya-tanya, bagaimana bisa airmata jatuh tanpa aba-aba? Dia terlalu berani menampakkan esensinya di sini, di hati. Lalu lebih berani lagi memperlihatkan eksistensinya, di sini, di pipi. oh, Aku bahkan tak punya tissue untuk meniadakan hadirnya karena alasan yang sama, aku tak pernah tahu kapan dia akan datang. Saat alirannya semakin deras, dan mata nanarku mulai pedih, aku merasa kedatangannya justru memperburuk, hatiku makin terpuruk, jiwaku makin ramuk, dan tanganku mengutuk, karena lelah menghapusnya. Tapi dia sadar, dia tak boleh berlama-lama, jangan sampai persediaan airnya habis hanya untuk

.

Gambar
Duhai malam yang diciptakan kelam Izinkan aku sembunyi di balik hitammu Bersembunyi dari dunia yang semakin lama semakin berniat mempermainkanku Aku tahu tak kan pernah bisa bersembunyi, tapi untuk sementara waktu, biarkan aku di sini Jangan beritahu siapa-siapa, jangan beritahu dunia tentang keberadaanku Aku hanya ingin terlelap sebentar saja... Aku lelah, malamku... Biarkan aku bersandar.

Tentang Cinta dan Seribu Mimpi

Gambar
Tentang cinta dan seribu mimpi Aku memupuknya di bawah naungan Tuhan Aku memagarinya dari tangan syaithan Tentang cinta dan seribu mimpi Aku masih menyebut namamu dalam doa Di antara sabar sujud panjang Di balik pengharapan dan dalamnya pinta Tentang cinta dan seribu mimpi Aku tergugu dalam diam Saat lidah terpaksa bisu Dari mengungkap inginku, padamu Dari menjajal rasaku, untukmu Tentang cinta dan seribu mimpi Aku tak akan berhenti di sini Walau apapun yang terjadi Kau bisa percaya, aku akan tetap di sini! Dalam penantian suci Menuju penghalalan diri Tentang cinta dan seribu mimpi Aku tak kuasa menahan hati Untuk melukis wajahmu sepanjang hari Aku tak kuasa! Bisakah kau mengerti? Tentang cinta dan seribu mimpi Aku berhenti mencari Karena aku berharap kau adalah temuan yang tepat Akhir dari semua pilihan Tempat aku berlabuh...

Bolehkah Aku Mencintainya?

Gambar
Ya Allah Aku lelah bertanya-tanya siapakah dia Karena tak pernah ada jawaban, tak pernah ada pertanda Atau mungkin aku yang terlalu egois Aku bukannya bertanya-tanya, aku hanya memastikan apakah dia yang aku inginkan akan menjadi pendamping hidupku kelak Ya, aku yang terlalu egois padaMU ya Allah.. Wahai Rabb.. Berdosakah jika aku menginginkan dia menjadi qawwamku? Berdosakah jika aku mengharapkan dia tercipta untukku? Berdosakah ya Rabb? Dia tak punya peta ya Allah.. Dia juga tak punya kompas untuk menujuku Salahkah jika aku gunakan getar hatiku sebagai petunjuk baginya? Salahkah jika aku memanggil namanya agar datang? Dan salahkah jika aku menunggunya ya Rabb? Aku takut Engkau mengutuk rasa ini Aku takut Engkau tak redha Tapi kenapa Kau titipkan cinta yang aku tak bisa membendungnya? Aku bingung harus memperlakukan rasa ini seperti apa Beritahu aku ya Allah Beritahu aku agar aku tak keliru.. Bolehkah aku mencintainya?

Bukan, Ini Bukanlah Kebahagiaan!

Gambar
Selamat pagi, wahai pagi... Kau tahu? Aku baru tersadar ternyata kau bisa menangis Kau menangis di saat semua orang terlelap, kan? Kau menangis semalaman, tapi tak ada yang tahu Oh, airmatamu mengingatkanku pada seseorang Ya, seseorang yang mencintaiku, dulu, hingga kini, dan sampai suatu hari nanti Seseorang yang menangis di belakangku Seseorang yang tak ingin memperlihatkan airmatanya padaku Persis, persis seperti airmatamu wahai pagi, airmata berwujud embun. Kebahagiaan. Hanya itu yang dia inginkan untukku Aku sadar, aku kejam Aku sadar, aku jahat Aku sadar, aku zholim! Kau tak bisa menyebut ini kebahagiaan Karena aku sungguh tak akan bisa berbahagia Jika senyumanku yang kau inginkan Sungguh, aku akan berikan Tapi tidak dengan cara seperti ini Bisakah kau bersikap lebih adil, pada dirimu sendiri? Pada hatimu, pada hidupmu?!

Aku Tak Akan Memungutinya Kembali...

Mendung pagi ini terlihat tak biasa, kawan Aku tak sanggup melihatnya akan menangis lagi Aku yakin langit juga tak tega Tapi inilah hidup Ada hujan, ada cerah, ada gerimis, ada gelap... Sama seperti aku yang pagi ini mendung Mungkin tak lama lagi akan hujan Semuanya akan basah, kuyup Dan lalu, harus dikeringkan kembali di bawah mentari Kau tahu, kawan? Apa yang membuat aku mendung pagi ini? Tidak, kau pasti tak tahu... Tak ada yang aku beritahu, tak ada tempat bercerita Hanya Kuasa Allah lah yang selalu tahu Tapi IA tak akan membaginya padamu Baiklah, aku akan membaginya Tapi jangan beritahu siapa-siapa, ya? Ini rahasia kita berdua Aku terjatuh pagi ini, dari atas tempat tidur Tapi bukan itu yang membuat aku mendung Melainkan karna mimpi Mimpi yang membuat aku terjatuh Kau tahu aku mimpi apa semalam? Kau pasti juga tidak tahu.. Akan aku beritahu,.. Semalam, aku bermimpi dengan mimpi yang tidak seperti mimpi Serasa nyata Aku bermimpi dia pergi Meninggal

Semoga Tulang Rusukmu Lahir dari Rahim Ibuku...

Gambar
Bila ingat suatu hari nanti, tentang hidup kita di saat yang tak kita ketahui kapan, dimana aku dan kamu menjadi halal, bergenggaman tangan menyusuri susuran kehidupan, aku tiba-tiba ingin waktu semakin cepat berlalu, agar aku dan kamu bisa segera bertemu.. Di dalam mimpi yang aku rajut sendiri, bayangmu menjadi begitu indah untuk ku gambar. Tapi demi Allah, aku tak mampu menggambarkannya, barang sedikitpun, dengan utuh. Terkadang aku ingin memohon padamu, wahai jiwa yang tak ku ketahui dimana, datanglah sejenak saja ke dalam mimpiku, tunjukkan wajah teduhmu, agar aku tak resah, agar aku tak gundah. Tapi kau tak pernah datang, hingga aku menjadi malas untuk tidur. Akibatnya, aku menjadi lancang kepada Tuhan, melukis wajahmu sendiri, sesuka hati, sesuai ingin. Aku tak peduli bahwa Allah memiliki rahasia, aku tetap ingin melukis dengan tangan sendiri. Aku melukis wajahmu, ya, wajahmu! dengan begitu sempurna di dalam pikirku, utuh! Hingga bunga harapan berputik dan semakin m

Kita SAHABAT, Karena ALLAH

Gambar
  Aku ingin menyisihkan satu halaman di buku hidupku untuk memuat cerita tentangmu Tentang warna kesukaanmu, tentang makanan favoritmu, tentang ukuran sepatumu, tentang kebiasaan burukmu, tentang gaya bicaramu, bahkan manis senyummu... Kau menyukai warna hijau Ukuran sepatumu 42 Makanan favoritmu mie goreng porsi double dengan cabe melimpah Kebiasaan burukmuuuuu, huh! aku sukar mengingatnya... Karna semua tentangmu terlihat indah di mataku. Oh, baiklah Kau suka lupa memakai jaket saat berkendara, hingga aku sering memarahimu ngotot! Kau suka berbicara dengan keras, hingga orang-orang menduga kau sedang marah, ya, kan? Hmm, senyum manismu itu selalu memikat, dalam pandanganku... Senyum terindah yang hanya untukku... Oh, Tak lama! Keindahan itu tak lama... Aku yang mengakhirinya, karena Allah... Kau sakit, kan? Kau menangis? Aku juga, wallahi, aku juga! Tapi kau kuat, aku tahu itu! Kini, jalan kita sudah berbeda Aku memilih kanan, dan kau kanan yang lainnya Kita terpisah, sementar

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!

Gambar
Pertemuan tiba-tiba ini membuat aku tersedak, tulang-tulang di tubuhku seolah melonggar, jemariku bergetar, dan jantung ini seperti akan lepas dari tempatnya. Kau membuat pandanganku nanar, semua warna seakan kehilangan cerahnya, biru mengelabu, hijau memutih, bahkan air hujan terlihat seperti hitam. Berhentilah memasuki fikiranku! aku ingin berkonsentrasi dengan semua aktifitas ini, dan kau mengacaukannya dalam sekejab! Jika ada yang patut disalahkan atas semua ketidakberesan ini, kaulah orangnya! Hebat! kau memang hebat dari dulu, selalu berhasil membuatku takluk, membutakan semua pandanganku, menulikan pendengaranku, dan membisukan lisanku. Siapa kau yang berani mengusik ketenangan hidupku, hah? bahkan kau tak membiarkan tidurku nyenyak barang sedetik... Berhentilah menggangguku hei, laki-laki! Siapapun dirimu, aku sedang ingin sendiri Ini bukan waktunya untukmu bermain dalam fikirku. Belum waktunya! Datanglah di saat yang tepat, ku mohon!! JANGAN SEKARANG...               

Poetry Hujan: Kuburanmu Ada di Hatiku

Gambar
Apa mau dikata? Wajahmulah yang senantiasa ada.. Dalam sepi dan sesak Dalam gelap dan terang Dalam damai dan rusuh Dalam jernih dan keruh Dalam hangat dan gigil Dalam tidur dan jaga Dalam khayal dan sadar Dalam tangis dan tawa Dalam panas dan hujan Dalam sakit dan segar Dalam putih dan hitam Dalam rintik dan lebat Dalam riuh dan hening Dalam duduk dan telentang Dalam desir dan badai Dalam senyap dan kosong Dalam resah dan air mata Dalam takut dan gemetar Dalam ribut dan tenang Dalam merah dan mega senja Dalam pagi dan siang Dalam sore dan malam Dalam larut dan shubuh Dalam do'a dan harap Dalam mimpi dan asa Dalam ego dan cinta Dalam marah dan cemburu Dalam sendu dan rindu Dan dalam malu serta tersipu... Oh, Kau selalu ada, terlalu mendominasi! Hingga aku tak sempat bernafas Hingga aku tak memiliki jeda Hingga aku tersudut Hingga aku ternganga Lalu siapa yang bisa disalahkan? Padahal mataku tak tahu caranya melihat sosok teduhmu Padahal t

Cinta Itu Bernama Keluarga

Gambar
Ibu, kau bernama Ibu... Nama agung yang Allah pilihkan untukmu Aku pun memanggilmu begitu Jika saja ada manusia yang paling tulus mencintaiku selain dirimu, tentu saja aku juga akan memanggilnya ibu, Tapi sayangnya tidak, hanya ada satu ibu di hatiku, tidak akan ada ibu lain. Kau tahu, Bu? Aku selalu mengingat kejadian malam itu, Saat aku dimarahi bapak Kau peluk aku yang bersimbah air mata, ketakutan Kau usap air mataku dengan kasih sayang Kau menenangkanku, menyejukkan... Aku hanya diam kala itu, tak bersuara, juga tak balik memelukmu Tapi jauh di dalam hatiku, ada kebahagiaan yang tak bisa diungkap Tangisanku semakin kencang, bukan karena Bapak Tapi karena sentuhan halusmu meraba permukaan cinta di hatiku, membangunkannya, membuatku sesak karena senang.. Aku juga ingat, Masih di malam, Saat kau mengaku telah tak sengaja membakar buku pentingku Aku menangis karenanya.. Setelah itu, kau bertanya tentang satu hal padaku namun tak ku beri jawaban karena masih

Aku Membunuh Diriku Sendiri dengan Al-Qur'an (Kisah Hijrah)

Gambar
Izinkan aku bercerita, sedikit saja tentang penggalan hidup yang pernah kulewati, karena kau adalah sahabat, maka cerita ini akan kubagi. Aku adalah seorang perempuan, kau tahu itu? Mungkin pernyataanku terdengar absurd, tapi aku memiliki maksud, agar kau yakin bahwa aku memanglah perempuan, bukan laki-laki, atau campuran dari keduanya. Ini adalah pernyataan yang kau dengar sekarang, bukan belasan tahun yang silam, di saat aku masih ingusan, berpikiran dangkal, namun keras tak terkatakan. Aku dilahirkan dari rahim seorang Ibu pada tanggal 12 Februari, 18 tahun yang silam, sebagai seorang perempuan, biar kuyakinkan sekali lagi, sebagai seorang perempuan! Tapi ketika mulai mampu berpikir dan menentukan pilihan, aku memilih untuk menjadi laki-laki, jangan kaget. Aku membenci kelahiranku yang menjadikanku perempuan, karena aku ingin menjadi laki-laki, seutuhnya, tidak setengah-setengah.. Untuk mewujudkan inginku, selalu kukenakan pakaian laki-laki, jeans robek dan kaos