Senyum Bulan Tanpa Mata Malam Ini

Barusan aku mengangkat jemuran
Melihat ke atas, ke langit hitam
Ada yang bersinar begitu tegas
Ya, bulan.

Bulan malam ini tampak pucat
Mungkin ia telah berhari-hari tidak tidur karena langit terus menginginkannya
Lalu langit menutup pagar agar ia tak kemana-mana
Jadilah ia kurang istirahat sekarang
Tapi, bulan tetap terlihat indah dalam netraku
Walau ku tahu, sinarnya palsu.

Dia berbentuk seperti ini: D
Kau tinggal memutar D ini ke arah kanan 90 derjat
Sempurna!
Ya, memang seperti itu rupanya sekarang.

Aku menyaksikannya dengan diam
haaa, otakku mulai menerjemahkannya asal-asalan
Kau ingin dengar apa yang ada di pikirku kala menatap bulan?

Aku pikir bulan tengah tersenyum lebar tanpa mata
Karena tak ada sepasang bintang di atasnya

Dia tertawa saat mengetahui ini adalah hari terakhirnya menyinari tahun 2011
Karena esok, jika saja Tuhan memberinya kesempatan hidup dan bersinar kembali
Dia sudah bertemu dengan bulan yang lain, Januari.

Kau tahu kenapa dia tertawa?

Karena menyaksikan manusia-manusia bodoh tengah berpesta
Berpesta atas hari terakhirnya di Desember
Ya. Tertawa yang pahit, tertawa iba karena mereka begitu bodoh.

Dan,
Soal bulan tanpa mata
Kau ingin tahu aku menerjemahkannya seperti apa?

Hmm,

Aku bisa pastikan,
Karena bulan tidak ingin menangis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!