Poetry Hujan: Kuburanmu Ada di Hatiku


Apa mau dikata?
Wajahmulah yang senantiasa ada..

Dalam sepi dan sesak
Dalam gelap dan terang
Dalam damai dan rusuh
Dalam jernih dan keruh
Dalam hangat dan gigil
Dalam tidur dan jaga
Dalam khayal dan sadar
Dalam tangis dan tawa
Dalam panas dan hujan
Dalam sakit dan segar
Dalam putih dan hitam
Dalam rintik dan lebat
Dalam riuh dan hening
Dalam duduk dan telentang
Dalam desir dan badai
Dalam senyap dan kosong
Dalam resah dan air mata
Dalam takut dan gemetar
Dalam ribut dan tenang
Dalam merah dan mega senja
Dalam pagi dan siang
Dalam sore dan malam
Dalam larut dan shubuh
Dalam do'a dan harap
Dalam mimpi dan asa
Dalam ego dan cinta
Dalam marah dan cemburu
Dalam sendu dan rindu
Dan dalam malu serta tersipu...

Oh, Kau selalu ada, terlalu mendominasi!
Hingga aku tak sempat bernafas
Hingga aku tak memiliki jeda
Hingga aku tersudut
Hingga aku ternganga

Lalu siapa yang bisa disalahkan?
Padahal mataku tak tahu caranya melihat sosok teduhmu
Padahal teligaku tak tahu caranya mendengar melody suaramu
Padahal lisanku tak tahu caranya berucap padamu...
Dan padahal kakiku tak tahu arah menujumu...

Aku bingung..
Lalu memutuskan untuk menguburmu dalam liang hatiku...
Jangan beranjak!




Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!