The Sun

Sejak pagi aku menunggu matahari
Bola raksasa kuning terik yang berada di pucuk kepalaku ini belum cukup layak untuk menjadi matahari
Ia hanya bersinar, tapi tak sampai ke dalam hatiku yang gelap dan lembab.

Sudang siang menjelang sore
Matahari belum ingin muncul walau sedetik
Bajuku basah oleh keringat akibat panas matahari palsu di atas sana
Mungkin dia marah karena tak kuanggap.

Hey, matahari asli
Mewujudlah di hadapanku
Aku menantimu sejak lama
Hati di dadaku sudah terlalu sering bergemuruh minta kau cahayai
Apa kau bersembunyi di balik bintang?
Atau bulan?
Atau tangan Tuhan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!