Setiap rasa memiliki hak penuh untuk dikenang, maka catatlah sebelum rasa itu tiada dan kau mati bersamanya.
IBUnda..
Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Bilakah kan tiba masanya, Bunda?
Aku merasai apa yang kau rasa?
Menjaga layaknya kau menjaga
Mencinta sesempurna cinta yang kau punya
Aku tak ingin terlambat menyadari betapa kau segalanya...
Allah, Tuhanku... Kalau bukan karena kuasa dan kehendakMu, takkan sampai aku di sini, di ujung perjalanan panjang yang gelap dan mendaki. Tak terhitung berapa kali aku tergopoh bangkit dengan luka-luka di kaki, hingga tak mampu lagi kubedakan antara keringat dan airmata di pipi. Tapi Engkau sungguh Maha, menjadikan mungkin semua yang tak kurasa bisa, memudahkan apa yang kupikir sulit. Hingga akhirnya, hanya Engkau yang tahu betapa aku bersyukur, telah Engkau bukakan gerbang kelulusan ini bagiku, Segala puji hanya milik Engkau, Allahku... Untumu, Ayah dan Ibu... Jemariku sulit menggores, lidahku kelu berucap, karena sungguh tak bisa kugambar dengan benar betapa besar rasa syukurku kepada Allah yang telah menjadikan Engkau sebagai orangtuaku, Sungguh tiada lain tiada bukan, aku kuat karena mengharap senyum di kedua wajah yang kukasihi. Berharap sedikit saja dapat kubalas dari segenap pengorbananmu selama ini. Meskipun sekali-kali tidak, seujung kuku pun tak terbalas
Pertemuan tiba-tiba ini membuat aku tersedak, tulang-tulang di tubuhku seolah melonggar, jemariku bergetar, dan jantung ini seperti akan lepas dari tempatnya. Kau membuat pandanganku nanar, semua warna seakan kehilangan cerahnya, biru mengelabu, hijau memutih, bahkan air hujan terlihat seperti hitam. Berhentilah memasuki fikiranku! aku ingin berkonsentrasi dengan semua aktifitas ini, dan kau mengacaukannya dalam sekejab! Jika ada yang patut disalahkan atas semua ketidakberesan ini, kaulah orangnya! Hebat! kau memang hebat dari dulu, selalu berhasil membuatku takluk, membutakan semua pandanganku, menulikan pendengaranku, dan membisukan lisanku. Siapa kau yang berani mengusik ketenangan hidupku, hah? bahkan kau tak membiarkan tidurku nyenyak barang sedetik... Berhentilah menggangguku hei, laki-laki! Siapapun dirimu, aku sedang ingin sendiri Ini bukan waktunya untukmu bermain dalam fikirku. Belum waktunya! Datanglah di saat yang tepat, ku mohon!! JANGAN SEKARANG...
Komentar
Posting Komentar