Kaulah, Bunda..


Bunda..
Rindu membatik bahasa dalam sajakku.

Kala kau lepas kepergianku untuk menjauh dari belai kasihmu
Kala kau lepas kepergianku untuk menjauh dari dekap hangatmu
Kala kau lepas kepergianku untuk menjauh dari sentuh lembutmu..

Kau yang pertama, Bunda
Pertama yang mengajariku berjalan menyusuri jalan gelap nan berlubang
Mengajariku bangkit dari jatuh meski akan terjatuh lagi
Mengajariku tetap tersenyum walau dunia memaksaku menangis..

Kaulah, Bunda
Muara tempat aku kembali menuntut kebahagiaan yang tak tergantikan
Kebahagiaan yang tak pernah terusaikan
Kebahagiaan yang tak pernah terpuaskan..

Bagaimanalah aku bisa menjauh dari kaki sorgamu?
Bagaimanalah aku bisa lengkap tanpa hadirmu?
Bagaimana, Bunda?

Tak akan pernah bisa, kan?
Ku harap memang tidak akan pernah bisa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!