Aku Rindu Pulang*

Pulang selalu menyenangkan
Aku tak sadar telah berlama-lama menyungging senyuman di sepanjang perjalanan
Mengingat akan bertemu dengan wajahmu yang tenang dan meneduhkan
Mengingat masakanmu yang tak ada tandingannya di setiap restoran.

Aku selalu ingin pulang
Saat harus kembali ke sini, tempat yang jauh dari dekapanmu, aku bersimbah tangisan
Rasanya ingin kembali ke belakang berputar haluan
Menutup pintu gerbang dengan rantai agar tak ada penjahat yang menjemputku memisahkan
Lalu sepanjang hari menghabiskan waktu dengan menatap wajahmu yang mulai petang
Berharap kau tak pernah pergi duluan, meninggalkanku sendirian.

Wahai Ibu yang cahayanya tak pernah padam
Sudikah engkau memahat hatiku dalam jiwa putihmu yang matang?
Agar aku tak lepas, tak pergi, tak menghilang
Sungguh, aku mencintaimu lebih dari yang pernah aku tunjukkan
Maka mengertilah, bila suatu hari nanti aku dijemput seseorang
Bukan berarti engkau ku tinggalkan
Juga tidak menggantikan
Aku hanya melanjutkan kebahagiaan yang kau tak selesaikan
Bukan, bukan berarti kau tak tuntas memberikan
Tapi kau sudah terlalu banyak menyuguhkan
Hingga lupa cara membahagiakan dirimu yang terabaikan.

Baiklah.
Ini aku anakmu yang pembangkang
Mengaku rindu padamu yang jauh di seberang.

Oh, Tuhan,
Aku rindu pulang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!