Kepada: Suci*

Regita...
Putri bungsu yang elok rupa
Sudahkah kau lupa?
Pada kenangan yang mungkin bisa menyatukan perpisahan kita
Pada kisah setiap malam di saat kita masih satu atap bersama
Pada teh gelas beku yang kita serut di siang menyala
Pada tawa yang menganga di setiap jeda cerita.

Sungguh aku tak lupa
Hanya saja aku alpa menaruh namamu di meja
Tempat aku singgah setiap larut untuk mengeja a-ba-ta.

Maka maafkan aku yang absen menyapa
Tapi percayalah, namamu masih rapi ku sebut di setiap doa.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!