Jendela dan Pohon

Cukup berikan aku jendela kamarmu
Tempat kau setiap pagi menerbitkan senyum mengalahkan terbit matahari
Yang membetulkan warna merona mawar di halaman
Yang membatalkan embun bersembunyi di daun
Maka aku akan menjadi pohon yang rindang daunnya mengintip gerik dan mengutip gerakmu diam-diam.

Aku bersedia mematung menghitung setiap kata yang kau lahirkan dari kepala, tempat kau menyimpan ceritaku setiap malam
Menunggu namaku kau sebut di balik dinding yang menyimpan ribuan kalimat itu
Maka saat aku akhirnya mendengar, aku tersipu dengan warna merah di wajah resah.

Tapi sayang.
Aku tak punya jendelamu, tak juga pandai mengubah wujud menjadi pohon halaman.

Ah, lagi pula, aku pikir, untuk apa hanya punya jendela dan menyamar serupa pohon jika aku juga bisa menerbitkan senyuman di jendela yang sama denganmu setiap pagi?
:)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halaman Persembahanku

Berhentilah Menggangguku Hei, Kau yang di Sana!